APLIKASI MULTIMEDIA : Kisah di Balik Lagu Resah - Payung Teduh


Payung Teduh, band yang satu ini mungkin sudah tidak asing bagi kalian penggemar musik indie Indonesia. Semua lagunya bikin hati tenang, tentram, teduh banget deh. Cocok buat yang suka galau nih. 

Ada banyak sekali lagu band tersebut biasa diartikan sebagai lagunya insan yang dimabuk cinta. Misalnya saja Untuk Perempuan Dalam Pelukan, atau lagu Resah yang diklaim memiliki makna super romantis. Kali ini kita akan membahas tentang lagu Resah. Bagi temen-temen yang belum tau lagunya, yuk simak liriknya terlebuh dahulu.

Parararara.. Parararara.. Parararara... Pararara…
Parararara.. Parararara.. Huuuu…uuu….

Aku ingin berjalan bersamamu dalam hujan dan malam gelap
Tapi aku tak bisa melihat matamu
(Reff) Aku ingin berdua denganmu di antara daun gugur
Aku ingin berdua denganmu tapi aku hanya melihat keresahanmu

Parararara.. Parararara.. Parararara... Pararara…
Parararara.. Parararara.. Huuu.. Huuu…
Aku menunggu dengan sabar di atas sini melayang-layang
Tergoyang angin menantikan tubuh itu
(Reff 2x)
Awalnya tau lagu ini dari temen. Pertama denger langsung suka banget sama lagu ini. Terus jadi kepo sama Payung Teduh. Waktu itu, temen saya bilang katanya ada ‘cerita’ dibalik lagu ini. Awalnya sih nggak begitu percaya, lalu saya langsung googling tentang nih lagu. Eh ternyata benar. Yaudah yuk kita mulai mengulas lagu ini.

Dimulai dari latar belakang lirik lagu ini berasal. Salah satu personil Payung Teduh yang bernama Aziz Kariko atau yang sering dipanggil “Comi’ adalah dosen. Saat itu dia menceritakan kepada mahasiswanya tentang darimana lirik dari lagu Resah ini berasal. Semuanya bermula pada pengalaman Comi saat hiking. Dia hiking bersama teman-temannya. Ada satu teman cowoknya yang cerita kalo dia lagi ada masalah cinta. Di tengah perjalanan, temannya itu hilang. Semuanya mencari. Karena kesusahan mencarinya dan nggak ketemu-ketemu, akhirnya mereka memutuskan untuk menunggunya di pos selanjutnya. Lama nggak dateng-dateng, mereka mencarinya kembali. Setelah ditemukan, temannya yang hilang itu sudah tidak bernyawa dengan gantung diri di atas pohon. Ternyata, dia ngantongin kertas yang berisi puisi. Nah, penggalan puisi itu kemudian dimasukkan ke lirik lagu Resah.

“Aku ingin berjalan bersamamu dalam hujan dan malam gelap”
Coba fokus pada dua kata “hujan” dan “malam gelap”. Sekarang begini, jika kalian ingin pergi bersama pacar atau orang yang kalian sayangi, mungkinkah kalian akan pergi saat hujan dan malam gelap? Kemungkinannya sangat kecil. Malam minggu hujan aja pada bingung. Apalagi kalo malem-malem. Kata “malam gelap” pada kalimat ini lebih mengarah pada dunia yang lain. Bukan dunia kita.

“Tapi aku tak bisa melihat matamu”
Kalian bisa melihat mata teman kalian? Tentu bisa. Saya sendiri juga bisa. Bukan hanya mata, seluruh tubuh orang lain saya juga bisa lihat. Kalian bisa lihat mata makhluk ghaib? Tentu tidak. Beda lagi dengan orang-orang yang mempunyai kemampuan khusus. Jangankan melihat matanya, dengar temen ngomongin makhluk ghaib aja saya sudah merinding. Besar kemungkinan maksud dari kalimat ini adalah tidak bisa bertemu dengan orang itu karena sudah berbeda dunia. Sudah tidak bisa lagi melihat matanya.

“Aku ingin berdua denganmu di antara daun gugur”
Disini saya mencoba berimajinasi. Anggap saja pohon itu adalah kehidupan, daun adalah nyawa. Sedangkan ‘gugur’ adalah kematian. Dengan begitu ‘daun gugur’ bisa diartikan kematian seseorang. Sekarang sudah sangat jelas, sang penulis puisi yang sedang ada problematika cinta besar adanya adalah ditinggal mati sang kekasih. Maksud dari kalimat ini adalah masih ingin berdua dengan sang kekasih di dunia antara kematian dan kehidupan. Di antara daun gugur.

“Aku ingin berdua denganmu tapi aku hanya melihat keresahanmu”
Langsung saja, mungkin maksud dari kalimat ini adalah sang kekasih yang sebenarnya juga masih ingin berdua dengannya tetapi sadar mereka sudah berbeda dunia. Hanya resah yang tercipta. Resah antara ingin bertemu tetapi kenyataan tidak memperbolehkan mereka bertemu.

“Aku menunggu dengan sabar di atas sini melayang-layang”
Melayang-layang disini berarti tidak menapak pada tanah. Pernah melihat orang gantung diri kakinya menapak pada tanah? Kalo pernah, saya berani taruhan orang itu masih hidup. Di kalimat ini mungkin saja maksudnya adalah tentang cara sang penulis puisi untuk bisa bertemu lagi dengan kekasihnya di dunia yang berbeda. Yap, cara itu adalah dengan bunuh diri. Dengan adanya kata “melayang-layang” yang berarti cara bunuh dirinya dengan cara gantung diri. Jika kita benar-benar mencintai seseorang, kita akan melakukan hal bodoh sekalipun untuknya.

“Tergoyang angin menantikan tubuh itu”
Melayang-layang tergoyang angin. Mungkin jiwa yang telah lepas dari dirinya tergoyang angin di atas sana menantikan tubuh sang kekasih untuk bisa bertemu kembali. Untuk kali ini, di dunia yang sama.

Nah sekilas tentang lagu Resah. Yang penasaran dengan lagu ini, yuk tonton video dibawah ini.
Enjoy it guys!

Komentar