Penyakit pada Sistem Reproduksi: Sifilis

Sifilis

Apa itu Sifilis?
Sifilis atau raja singa adalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri bernama Treponema pallidum. Sifilis adalah salah satu infeksi menular seksual (IMS). Umumnya, infeksi ini menyebar melalui hubungan seksual dengan orang yang terinfeksi. Selain melalui hubungan intim, bakteri penyebab sifilis juga bisa menyebar melalui pajanan cairan tubuh penderitanya, misalnya melalui darah.

Apa gejalanya?
Penderita sifilis bisa dengan mudah menularkan penyakit ini karena banyak di antara mereka yang hanya mengalami gejala-gejala ringan sehingga tidak sadar bahwa mereka telah terinfeksi. Gejala sifilis berkembang sesuai dengan tahapan sifilis yang dialami.

Gejala Pada Sifilis Primer

Gejala yang paling umum pada sifilis primer adalah munculnya luka atau tukak. Luka ini muncul 10-90 hari setelah bakteri masuk ke dalam tubuh. Luka ini seringkali tidak diacuhkan oleh penderita sifilis karena tidak menimbulkan rasa sakit. Luka ini berkembang pada bagian tubuh di mana bakteri pertama kali masuk, seperti pada penis, vagina, atau sekitar anus. Luka ini juga bisa muncul di bibir atau mulut, amandel, dan jari.

Pemulihan luka memakan waktu sekitar tiga hingga enam minggu. Pada sebagian besar penderita sifilis, luka yang muncul hanya satu, namun ada juga yang mengalami lebih dari satu luka. Di samping itu, sifilis primer juga bisa ditandai dengan pembengkakan kelenjar di bagian leher, ketiak, atau pangkal paha. Sifilis akan beralih ke tahap kedua jika tidak ditangani sejak awal.

Gejala Pada Sifilis Sekunder

Beberapa minggu setelah luka menghilang, gejala sifilis sekunder akan muncul. Ruam bisa muncul di bagian tubuh mana pun, terutama pada telapak tangan dan kaki. Gejala lainnya adalah kutil pada kelamin. Khusus pada wanita, kutil bisa muncul di sekitar vagina. Sedangkan kemunculan kutil di sekitar anus bisa dialami pria dan wanita.

Gejala yang mirip seperti penyakit flu juga bisa muncul. Penderita akan mengalami rasa lelah, sakit kepala, nyeri pada persendian, serta demam. Selain itu penurunan berat badan dan kerontokan rambut bisa terjadi. Kelenjar limfa juga mengalami pembengkakan.

Gejala-gejala ini akan berlangsung selama beberapa minggu, serta bisa muncul dan menghilang secara berulang kali selama beberapa bulan ke depan. Jika sifilis sekunder tidak ditangani dengan tepat, infeksi akan berlanjut ke tahap berikutnya.

Gejala Pada Sifilis Laten

Pada tahapan ini bakteri tetap ada, tapi sifilis tidak menimbulkan gejala apa pun. Selama 12 bulan pertama tahapan sifilis laten, infeksi masih bisa ditularkan. Setelah dua tahun, infeksi masih ada di dalam tubuh, tapi tidak bisa ditularkan kepada orang lain lagi. Tahapan ini bisa berlangsung bertahun-tahun.

Jika tidak ditangani dengan benar, sifilis laten bisa berubah menjadi sifilis tersier (tahap sifilis yang paling berbahaya).

Gejala Pada Sifilis Tersier

Sekitar 30 persen penderita sifilis yang tidak diobati akan mengalami tahapan tersier. Gejala sifilis tersier dimulai beberapa tahun setelah infeksi pertama menulari tubuh. Bagian tubuh di mana bakteri sifilis pertama masuk memengaruhi gejala yang dialami.

Pada tahap ini, sifilis bisa sangat berbahaya dan bahkan menyebabkan kematian. Sifilis tersier bisa berdampak pada mata, otak, jantung, pembuluh darah, hati, tulang, dan sendi-sendi. Akibatnya, penderita bisa mengalami kebutaan, stroke, atau penyakit jantung akibat infeksi menular seksual ini.

Gejala Pada Sifilis Kongenital

Wanita yang sedang hamil dan menderita sifilis bisa menularkan infeksi pada janinnya. Risiko ini bisa dikurangi jika wanita tersebut diobati sebelum kehamilan mencapai empat bulan. Jika tidak diobati, komplikasi berikut bisa terjadi:
  • Bayi lahir dengan sifilis
  • Bayi lahir prematur
  • Keguguran
  • Kelahiran mati atau bayi mati dalam kandungan
  • Kematian bayi tidak lama setelah dilahirkan
Bayi yang lahir dengan kongenital sifilis dalam keadaan hidup biasanya tidak memiliki gejala apa pun. Tapi ada kemungkinan munculnya ruam pada telapak tangan dan telapak kaki. Gejala yang mungkin berkembang pada anak yang lahir dengan sifilis adalah:
  • Masalah pendengaran
  • Batang hidup yang rata
  • Deformasi gigi
  • Tuli
  • Pertumbuhan tulang yang abnormal
Bagaimana cara pengobatannya?
Penisilin cukup berhasil dan bisa digunakan untuk mengobati sifilis primer dan sekunder. Penisilin biasanya diberikan melalui suntikan. Tersedia jenis antibiotik lain yang juga bisa membunuh bakteri penyebab sifilis jika Anda alergi terhadap penisilin.

Satu suntikan penisilin bisa menghentikan perkembangan penyakit jika Anda terinfeksi kurang dari satu tahun. Untuk infeksi yang berlangsung lebih dari satu tahun, Anda mungkin perlu penambahan dosis. Pengobatan biasanya diberikan selama kurang lebih 14 hari, tapi bisa berjalan lebih lama pada beberapa kasus.

Pada kasus sifilis tersier, pengobatan memakan waktu lebih lama dan antibiotik diberikan melalui infus. Pengobatan ini bertujuan untuk menghentikan infeksi, namun tidak bisa memperbaiki kerusakan yang disebabkan oleh sifilis tersier.

Pada kasus wanita hamil yang menderita sifilis, penanganan yang dilakukan juga serupa, yaitu dengan menggunakan antibiotik. Obat ini tidak memengaruhi kondisi bayi yang dikandung.
Pada masa awal pengobatan antibiotik dimulai, beberapa penderita sifilis bisa merasakan reaksi Jarisch-Herxheimer. Reaksi ini muncul akibat tersebarnya racun dari sel-sel bakteri yang dibunuh oleh obat antibiotik. Gejala yang muncul berupa demam, sakit kepala, dan nyeri pada otot atau persendian. Ini bukan kondisi yang serius dan biasanya hanya berlangsung selama satu hari. Parasetamol bisa digunakan untuk mengatasi rasa sakit. Namun jika gejala memburuk, segera hubungi dokter.

Bagi wanita, beberapa obat-obatan antibiotik untuk sifilis bisa mengganggu metode kontrasepsi yang mengandung hormon estrogen dan progesteron. Alat kontrasepsi seperti kondom bisa digunakan saat sedang menjalani pengobatan antibiotik.

Setelah menyelesaikan pengobatan antibiotik, Anda akan diminta untuk menjalani tes darah guna memastikan bahwa infeksi telah sembuh total. Anda harus tetap waspada karena masih bisa terinfeksi sifilis kembali meski sudah pernah terobati dan sembuh.

Komentar