Kanker Payudara
Apa itu Kanker Payudara?
Kanker payudara adalah kanker pada jaringan payudara. Ini adalah jenis kanker paling umum yang diderita kaum wanita. Kaum pria juga dapat terserang kanker payudara, walaupun kemungkinannya lebih kecil dari 1 di antara 1000.
Kanker payudara umumnya terbagi dalam dua kategori, yaitu non-invasif
dan invasif. Penjelasan lebih detailnya adalah sebagai berikut:
Kanker payudara invasif
Bentuk paling umum dari kanker payudara
invasif adalah kanker payudara duktal invasif yang berkembang pada
sel-sel pembentuk saluran payudara. Kata invasif berarti kanker ini
dapat menyebar di luar payudara. Sekitar 80 persen dari semua kasus
kanker payudara invasif merupakan jenis semacam ini.
Jenis kanker payudara invasif lain meliputi:
- Kanker payudara lobular invasif. Penyakit ini berkembang pada kelenjar penghasil susu yang disebut lobulus.
- Kanker payudara terinflamasi.
- Kanker Paget pada payudara.
Jenis-jenis kanker ini juga dikenal
sebagai kanker payudara sekunder atau metastasis. Jenis ini dapat
menyebar ke bagian lain tubuh. Penyebarannya biasanya melalui kelenjar
getah bening (kelenjar kecil yang menyaring bakteri dari tubuh) atau
aliran darah.
Kanker payudara non-invasif
Bentuk kanker non-invasif biasanya
ditemukan melalui mamografi karena jarang menimbulkan benjolan. Jenis
ini juga sering disebut pra kanker. Tipe yang paling umum dari kanker
ini adalah duktal karsinoma in situ. Jenis kanker payudara ini bersifat jinak dan ditemukan dalam saluran (duktus) payudara, serta belum menyebar.
Apa gejalanya?
Indikasi pertama dari kanker payudara yang umumnya disadari adalah
benjolan atau kulit yang menebal di payudara, tetapi sekitar 9 dari 10
benjolan yang muncul bukanlah disebabkan oleh kanker.
Indikasi pertama kanker payudara yang biasanya disadari adalah
benjolan atau kulit yang menebal pada payudara. Meski demikian, sekitar 9
dari 10 benjolan yang muncul bukanlah disebabkan oleh kanker.
Terdapat beberapa indikasi yang perlu Anda perhatikan agar bisa
ditanyakan langsung kepada dokter yang menangani Anda. Contoh gejala
tersebut adalah rasa sakit pada payudara atau ketiak yang tidak
berhubungan dengan siklus menstruasi.
Kemunculan benjolan atau kulit payudara yang menebal serta keluarnya
cairan dari puting (biasanya disertai darah) juga perlu Anda
waspadai. Beberapa gejala lainnya adalah perubahan ukuran pada salah
satu atau kedua payudara, perubahan bentuk puting, serta kulit payudara
yang mengerut.
Mungkin juga akan mengalami gatal-gatal dan muncul ruam
di sekitar puting. Pada bagian ketiak, bisa juga muncul
benjolan atau pembengkakan.
Bagaimana cara pengobatannya?
Proses-proses Operasi
Operasi untuk kanker payudara terbagi dua, yaitu operasi yang hanya mengangkat tumor dan
operasi yang mengangkat payudara secara menyeluruh (mastektomi).
Operasi plastik rekonstruksi biasanya dapat dilakukan langsung setelah
mastektomi.
Untuk menangani kanker payudara stadium awal, penelitian menunjukkan
bahwa kombinasi operasi pengangkatan tumor dan radioterapi memiliki
tingkat kesuksesan yang sama dengan mastektomi total.
Lumpektomi (operasi pengangkatan tumor)
Dalam lumpektomi, bentuk payudara akan
dibiarkan seutuh mungkin. Operasi ini umumnya dianjurkan untuk tumor
berukuran kecil dan meliputi pengangkatan tumor beserta sedikit jaringan
sehat di sekitarnya. Pertimbangan dalam menentukan jumlah jaringan
payudara yang akan diangkat meliputi kuantitas jaringan di sekitar tumor
yang perlu diangkat, jenis, ukuran, lokasi tumor, dan ukuran payudara.
Mastektomi (pengangkatan payudara)
Proses operasi ini adalah pengangkatan
seluruh jaringan payudara, termasuk puting. Penderita dapat menjalani
mastektomi bersamaan dengan biopsi noda limfa sentinel jika tidak ada
indikasi penyebaran kanker pada kelenjar getah bening. Sebaliknya,
penderita dianjurkan untuk menjalani proses pengangkatan kelenjar getah
bening di ketiak jika kanker sudah menyebar ke bagian itu.
Operasi plastik rekonstruksi
Ini adalah proses operasi untuk membuat
payudara baru yang semirip mungkin dengan payudara satunya. Operasi
plastik rekonstruksi bisa dilakukan dengan dua cara, yaitu operasi
rekonstruksi langsung yang bersamaan dengan mastektomi, dan operasi
rekonstruksi berkala yang dilakukan beberapa waktu setelah mastektomi.
Operasi pembuatan payudara baru ini bisa dilakukan dengan menggunakan
implan payudara atau jaringan dari bagian tubuh lain.
Langkah Kemoterapi
Kemoterapi umumnya ada dua jenis, yaitu kemoterapi setelah operasi
untuk menghancurkan sel-sel kanker dan sebelum operasi yang berguna
mengecilkan tumor. Jenis dan kombinasi obat-obatan antikanker yang
digunakan akan ditentukan oleh dokter berdasarkan jenis kanker dan
tingkat penyebarannya.
Efek samping kemoterapi umumnya akan memengaruhi sel-sel sehat.
Karena itu, pencegahan atau pengendalian sebagian efek samping akan
ditangani dengan obat-obatan lain oleh dokter. Beberapa efek samping
dari kemoterapi meliputi hilangnya nafsu makan, mual, muntah, sariawan atau sensasi perih dalam mulut, rentan terhadap infeksi, kelelahan, serta rambut rontok.
Kemoterapi juga bisa menghambat produksi hormon estrogen
tubuh. Penderita yang belum mengalami menopause akan mengalami
menstruasi yang terhenti selama kemoterapi. Siklus ini seharusnya akan
kembali setelah pengobatan selesai. Namun, menopause dini juga mungkin
bisa terjadi pada wanita yang berusia di atas 40 tahun karena mereka
mendekati usia rata-rata menopause.
Jika bagian tubuh lainnya sudah terkena penyebaran kanker payudara,
kemoterapi tidak akan bisa menyembuhkan kanker. Tetapi kemoterapi dapat
mengecilkan tumor, meringankan gejala-gejala, dan memperpanjang usia.
Langkah Radioterapi
Radioterapi adalah proses terapi untuk memusnahkan sisa-sisa sel-sel
kanker dengan dosis radiasi yang terkendali. Proses ini biasanya
diberikan sekitar satu bulan setelah operasi dan kemoterapi agar kondisi
tubuh dapat pulih terlebih dulu. Tetapi tidak semua penderita kanker
payudara membutuhkannya.
Sama seperti kemoterapi, prosedur ini juga memiliki efek samping,
yaitu iritasi sehingga kulit payudara perih, merah, dan berair, warna
kulit payudara menjadi lebih gelap, kelelahan berlebihan serta limfedema
(kelebihan cairan yang muncul di lengan akibat tersumbatnya kelenjar
getah bening di ketiak).
Terapi Hormon Untuk Mengatasi Kanker Payudara
Khusus untuk kanker payudara yang pertumbuhannya dipicu estrogen atau progesteron
alami (kanker positif reseptor-hormon), terapi hormon digunakan untuk
menurunkan tingkatan kanker atau menghambat efek hormon tersebut.
Langkah ini juga kadang dilakukan sebelum operasi untuk mengecilkan
tumor agar mudah diangkat, tapi umumnya diterapkan setelah operasi dan
kemoterapi.
Jika kondisinya kurang sehat, penderita tidak akan bisa menjalani
operasi, kemoterapi, atau radioterapi. Karena itu, terapi hormon dapat
menjadi alternatif sebagai proses pengobatan tunggal.
Durasi terapi hormon yang umumnya dianjurkan adalah maksimal lima
tahun setelah operasi. Jenis terapi yang akan dijalani tergantung kepada
usia, apakah Anda sudah menopause atau belum, tingkat perkembangan
kanker, jenis hormon yang memicu kanker, dan jenis pengobatan lain yang
dijalani.
Tamoksifen dan penghambat enzim aromatase adalah dua jenis obat yang
biasanya digunakan dalam terapi hormon. Tamoksifen berfungsi untuk
menghambat estrogen agar tidak mengikatkan diri pada sel-sel kanker.
Sedangkan penghambat enzim aromatase dianjurkan untuk penderita yang
sudah mengalami menopause. Fungsinya adalah menghalangi kinerja
aromatase, yaitu substansi yang membantu produksi estrogen dalam tubuh
setelah menopause. Contoh obat ini dalam bentuk tablet yang tersedia dan
diminum setiap hari adalah letrozol, eksemestan, dan anastrozol.
Tamoksifen dan penghambat enzim aromatase dapat menyebabkan beberapa efek samping yang mirip, antara lain sakit kepala, mual, muntah serta sensasi rasa panas, berkeringat, dan jantung berdebar (hot flushes). Tetapi, tamoksifen memiliki efek samping khusus, yaitu dapat menyebabkan perubahan siklus menstruasi pada penderita kanker payudara.
Langkah Ablasi Atau Supresi Ovarium
Ablasi atau supresi ovarium akan menghentikan kinerja ovarium untuk memproduksi estrogen.
Ablasi sendiri bisa dilakukan dengan operasi atau radioterapi. Ablasi
ovarium akan menghentikan kinerja ovarium secara permanen dan memicu
menopause dini.
Supresi ovarium menggunakan agonis luteinising hormone-releasing hormone (aLHRH) yang bernama goserelin.
Pemakaian obat ini akan menghentikan menstruasi untuk sementara.
Menstruasi akan kembali normal setelah proses pemakaian selesai. Bagi
penderita berusia mendekati usia menopause atau sekitar 45 tahun,
menstruasi mereka mungkin akan berhenti secara permanen meski pemakaian goserelin sudah selesai.
Suntikan goserelin diberikan sebulan sekali. Efek samping
obat ini menyerupai masa menopause seperti perasaan yang emosional,
kesulitan tidur dan sensasi panas yang disertai dengan jantung yang
berdebar-debar.
Terapi Biologis Dengan Trastuzumab
Pertumbuhan sebagian jenis kanker payudara yang dipicu oleh protein HER2 (human epidermal growth factor receptor 2) disebut positif HER2. Selain menghentikan efek HER2, terapi biologis juga membantu sistem kekebalan tubuh untuk melawan sel-sel kanker. Jika tingkat protein HER2
Anda tinggi dan Anda mampu menjalani terapi biologis, trastuzumab
mungkin akan dianjurkan oleh dokter untuk Anda setelah kemoterapi.
Antibodi berfungsi memusnahkan sel-sel berbahaya seperti virus dan
bakteri. Protein ini diproduksi secara alami oleh sistem kekebalan
tubuh. Trastuzumab adalah jenis terapi biologis yang dikenal sebagai
antibodi monoklonal. Obat ini akan menghambat HER2 sehingga sel-sel kanker akan mati.
Terapi ini tidak cocok untuk penderita dengan penyakit jantung seperti angina, hipertensi, atau penyakit katup jantung.
Jika memang diharuskan menggunakan trastuzumab, penderita harus
menjalani pemeriksaan jantung secara rutin. Efek samping lain dari
trastuzumab adalah mual, sakit kepala, diare, sesak napas, menggigil, demam, serta rasa nyeri.
Komentar
Posting Komentar