Penyakit pada Sistem Reproduksi: Kanker Serviks

Kanker Serviks

Apa itu Kanker Serviks?
Kanker serviks adalah kanker yang muncul pada leher rahim wanita. Leher rahim sendiri berfungsi sebagai pintu masuk menuju rahim dari vagina. Semua wanita dari berbagai usia berisiko menderita kanker serviks. Tapi, penyakit ini cenderung memengaruhi wanita yang aktif secara seksual.

Masa depan pengidap kanker serviks ditentukan oleh diagnosis stadium kanker serviks yang diterima. Stadium kanker serviks bertahap dari satu hingga empat, di mana stadium ini menggambarkan tingkat perkembangan dan penyebaran kanker. Angka harapan bertahan hidup setidaknya lima tahun setelah didiagnosis kanker serviks, dikelompokkan ke dalam status stadium:
  • Stadium 1 – 80-99 persen
  • Stadium 2 – 60-90 persen
  • Stadium 3 – 30-50 persen
  • Stadium 4 – 20 persen
Tidak ada satu cara khusus untuk melakukan pencegahan terhadap kanker serviks. Tapi masih ada beberapa cara untuk mengurangi risiko terkena kanker ini.

Apa gejalanya?

Gejala kanker serviks tidak selalu bisa terlihat dengan jelas, bahkan ada kemungkinan gejala tidak muncul sama sekali. Sering kali, kemunculan gejala terjadi saat kanker sudah memasuki stadium akhir. Oleh karena itu, melakukan pap smear secara rutin sangat penting untuk ‘menangkap’ sel pra-kanker dan mencegah perkembangan kanker serviks.

Pendarahan Pada Vagina

Pendarahan tidak normal dari vagina, termasuk flek adalah gejala yang sering terlihat dari kanker serviks. Pendarahan biasanya terjadi setelah berhubungan seks, di luar masa menstruasi, atau setelah menopause. Segera temui dokter untuk melakukan pemeriksaan jika terjadi pendarahan yang tidak normal lebih dari satu kali.

Gejala-gejala Lainnya yang Mungkin Muncul

Selain pendarahan yang abnormal, gejala lain yang mungkin muncul adalah:
  • Cairan yang keluar tanpa berhenti dari vagina dengan bau yang aneh atau berbeda dari biasanya, berwarna merah muda, pucat, cokelat, atau mengandung darah.
  • Rasa sakit tiap kali melakukan hubungan seksual.
  • Perubahan siklus menstruasi tanpa diketahui penyebabnya, misalnya menstruasi yang lebih dari 7 hari untuk 3 bulan atau lebih, atau pendarahan dalam jumlah yang sangat banyak.

Gejala Pada Kanker Serviks Stadium Akhir

Kanker serviks pada stadium akhir akan menyebar ke luar dari leher rahim menuju ke jaringan serta organ di sekitarnya. Pada tahapan ini, gejala yang terjadi akan berbeda, antara lain:
  • Terjadinya hematuria atau darah dalam urine.
  • Bermasalah saat buang air kecil karena penyumbatan ginjal atau ureter.
  • Perubahan pada kebiasaan buang air besar dan kecil.
  • Penurunan berat badan.
  • Pembengkakan pada salah satu kaki.
  • Nyeri pada tulang.
  • Kehilangan selera makan.
  • Rasa sakit pada perut bagian bawah dan juga panggul.
  • Rasa nyeri pada punggung atau pinggang, ini disebabkan karena terjadi pembengkakan pada ginjal. Kondisi ini disebut sebagai hidronefrosis.
Bagaimana cara pengobatannya?
Pengobatan terhadap kanker serviks tergantung pada beberapa faktor. Misalnya stadium kanker, jenis kanker, usia pasien, keinginan untuk memiliki anak, kondisi medis lain yang sedang dihadapi, dan pilihan pengobatan yang diinginkan. Memutuskan cara pengobatan terbaik bisa sangat membingungkan. Kanker serviks biasanya akan ditangani oleh tim yang terdiri dari dokter dari berbagai spesialisasi. Tim ini akan membantu memilih cara terbaik melanjutkan pengobatan, tapi keputusan akhir tetap ada di tangan Anda.

Jenis penanganan menurut stadium kanker terbagi dua. Yang pertama adalah penanganan kanker serviks tahap awal, yaitu operasi pengangkatan sebagian atau seluruh organ rahim, radioterapi, atau kombinasi keduanya. Dan yang kedua adalah penanganan kanker serviks stadium akhir, yaitu radioterapi dan/atau kemoterapi, dan kadang operasi juga perlu dilakukan.

Prosedur Pengangkatan Sel-sel Prakanker

Hasil pap smear mungkin tidak menunjukkan adanya kanker serviks, tapi bisa dilihat jika terjadi perubahan biologis yang berpotensi menjadi kanker di masa mendatang. Berikut ini adalah beberapa penanganan yang tersedia:
  • Biopsi kerucut: yaitu pengangkatan wilayah tempat jaringan yang abnormal melalui prosedur operasi.
  • Terapi laser: pemakaian laser untuk membakar sel-sel abnormal.
  • LLETZ atau large loop excision of transformation zone: sel-sel abnormal dipotong memakai kawat tipis dan arus listrik.

Operasi Pengangkatan Kanker Serviks

Ada tiga jenis operasi utama untuk kanker serviks.

Operasi radical trachelectomy
Prosedur ini lebih cocok untuk kanker serviks yang terdeteksi pada stadium awal dan akan ditawarkan kepada wanita yang masih ingin memiliki anak. Operasi ini bertujuan mengangkat leher rahim, jaringan sekitarnya, dan bagian atas dari vagina, tanpa mengangkat rahim.

Operasi yang melibatkan pengangkatan rahim
Histerektomi adalah operasi pengangkatan rahim wanita. Histerektomi dilakukan untuk berbagai alasan, salah satunya untuk operasi kanker serviks stadium awal. Agar kanker tidak kembali lagi, radioterapi juga mungkin perlu dilakukan.

Ada dua jenis operasi histerektomi. Pertama, histerektomi sederhana. Ini adalah prosedur di mana leher rahim dan rahim akan diangkat. Pada beberapa kasus, ovarium dan tuba falopi bisa juga turut diangkat. Prosedur ini bisa dilakukan untuk kanker serviks stadium awal.

Yang kedua histerektomi radikal. Leher rahim, rahim, jaringan di sekitarnya, nodus limfa, ovarium, dan tuba falopi, semuanya akan diangkat. Ini operasi yang cenderung dilakukan pada kanker serviks stadium satu lanjutan dan stadium dua pada tahap awal.

Efek samping atau komplikasi jangka pendek dari operasi histerektomi adalah:
  • Pendarahan
  • Infeksi
  • Risiko cedera pada ureter, kandung kemih, dan rektum
  • Penggumpalan darah
Kemungkinan komplikasi jangka panjang dari operasi histerektomi adalah:
  • Ketidakmampuan menahan kencing.
  • Vagina menjadi pendek dan lebih kering, hubungan seksual bisa terasa menyakitkan.
  • Pencernaan dalam usus terhalang karena adanya penumpukan bekas luka. Mungkin diperlukan operasi lagi untuk membukanya.
  • Pembengkakan pada lengan dan kaki karena penumpukan cairan atau limfedema.
Pelvic exenteration
Pelvic exenteration adalah operasi besar yang hanya disarankan jika kanker serviks kembali muncul setelah pernah diobati dan sempat sembuh. Operasi ini dilakukan jika kanker kembali ke daerah panggul, tapi belum menyebar ke wilayah lain.

Setelah operasi, vagina bisa direkonstruksi ulang memakai kulit dan jaringan yang diambil dari bagian tubuh lainnya. Anda tetap bisa melakukan hubungan seks  beberapa bulan setelah operasi ini.
Terdapat dua tahapan pelvic exenteration yang harus dilewati. Tahap pertama, kanker akan diangkat bersamaan dengan kandung kemih, rektum, vagina, dan bagian bawah dari usus. Lalu tahap yang kedua, dua lubang yang disebut stoma akan dibuat di perut untuk mengeluarkan urine dan kotoran dari tubuh. Kotoran yang dibuang dimasukkan ke dalam kantung penyimpanan, disebut dengan istilah kantung colostomy.

Penanganan Kanker Serviks dengan Radioterapi

Untuk penanganan kanker serviks stadium awal, radioterapi bisa dilakukan sendiri atau dikombinasikan dengan operasi. Sedangkan pada kanker serviks stadium akhir, radioterapi akan dikombinasikan dengan kemoterapi untuk mengendalikan pendarahan dan rasa nyeri.
Radioterapi bisa diberikan dengan dua cara yaitu:
  • Eksternal. Mesin radioterapi akan menembakkan gelombang energi tinggi ke bagian panggul pasien untuk menghancurkan sel kanker.
  • Internal. Implan radioaktif akan dimasukkan di dalam vagina dan leher rahim pasien.
Proses radioterapi biasanya berjalan sekitar satu sampai dua bulan. Meski begitu, radioterapi tidak hanya menghancurkan sel-sel kanker, terkadang, radioterapi juga menghancurkan jaringan yang sehat. Efek samping bisa bertahan selama berbulan-bulan atau bahkan tahunan. Pada beberapa kasus, efek samping ini bisa bersifat permanen. Tapi, kebanyakan efek samping akan hilang dalam dua bulan setelah menyelesaikan pengobatan.

Keuntungan radioterapi sering kali lebih besar dari risiko dan efek sampingnya. Bagi beberapa orang, radioterapi menawarkan harapan satu-satunya untuk memusnahkan kanker. Efek samping dari radioterapi adalah:
  • Sakit saat buang air kecil.
  • Pendarahan dari vagina dan rektum.
  • Diare.
  • Kelelahan.
  • Mual.
  • Merusak kandung kemih dan usus sehingga kehilangan kontrol dalam membuang air besar dan kecil.
  • Mempersempit vagina sehingga seks menjadi terasa sakit.
  • Rasa perih pada kulit di daerah panggul.
  • Kemandulan.
  • Merusak ovarium, berakibat pada menopause dini.
Sel telur bisa diangkat melalui operasi dari ovarium sebelum radioterapi, jika Anda mencemaskan soal kesuburan. Sel telur ini bisa ditanamkan kembali di rahim. Untuk mencegah menopause, ovarium bisa dipindahkan di luar daerah panggul yang tidak terpengaruh radiasi. Proses ini lebih dikenal dengan istilah ovarian transposition.

Mengobati Kanker Serviks dengan Kemoterapi

Untuk mengobati kanker serviks, kemoterapi bisa digabung dengan radioterapi. Untuk kanker stadium akhir. Kemoterapi dilakukan untuk memperlambat penyebaran dan mengurangi gejala yang muncul. Pengobatan ini sering disebut sebagai kemoterapi paliatif.

Kemoterapi memakai obat-obatan untuk menghancurkan sel kanker. Berbeda dengan radioterapi atau operasi yang berdampak pada bagian tertentu saja, kemoterapi akan berdampak pada seluruh tubuh. Obat ini mengincar sel yang tumbuh dan berkembang biak dengan cepat, terutama sel kanker. Tapi sel sehat yang berkembang biak dengan cepat juga bisa terpengaruh.

Pengobatan ini juga bisa merusak jaringan yang sehat. Efek samping yang paling sering terjadi adalah:
  • Mengalami sariawan.
  • Kehilangan selera makan.
  • Merasakan kelelahan.
  • Mual dan muntah.
  • Rambut rontok: rambut bisa tumbuh kembali dalam waktu tiga sampai enam bulan setelah kemoterapi selesai. Tapi tidak semua kemoterapi menyebabkan rambut rontok.
  • Jumlah sel darah merah berkurang: ini bisa mengakibatkan kelelahan dan sesak napas. Anda akan rentan terhadap infeksi karena kekurangan sel darah putih.

Pengobatan Pada Masa Kehamilan

Pengobatan kanker serviks pada masa kehamilan tergantung pada stadium kanker dan juga umur kehamilan Anda. Misalnya Anda menderita kanker serviks stadium awal dan berada pada usia kehamilan sembilan bulan. Pengobatan yang dilakukan akan ditunda hingga Anda melahirkan bayi. Pengobatan kanker bisa menyebabkan kelahiran prematur atau bahkan keguguran.

Tindakan Lanjutan Pasca Pengobatan

Setelah pengobatan kanker serviks, sangat penting untuk menerima pemeriksaan lanjutan. Terutama diperlukan pada vagina dan leher rahim jika kanker belum diangkat. Pemeriksaan ini bertujuan mencari pertanda karena adanya risiko kanker bisa muncul kembali. Biopsi akan dilakukan kembali jika ada hal yang mencurigakan. Kemunculan kembali kanker ini biasanya terjadi sekitar satu setengah tahun setelah selesai pengobatan.

Perawatan lanjutan dilakukan setiap empat bulan sekali, hal ini untuk dua tahun pertama setelah pengobatan selesai. Lalu, setiap enam bulan sampai satu tahun sekali selama tiga tahun berikutnya.

Komentar