Maag
Apa itu Maag?
Sakit maag (indigestion) adalah istilah yang menggambarkan
nyeri yang berasal dari lambung, usus halus, atau bahkan kerongkongan
akibat sejumlah kondisi. Sebutan lain sakit maag adalah dispepsia.
Sakit maag bisa disebabkan oleh banyak hal, di antaranya akibat luka
terbuka yang muncul di lapisan dalam lambung (tukak lambung), infeksi
bakteri Helicobacter pylori, efek samping penggunaan obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS), dan stres.
Sakit maag termasuk penyakit umum di Indonesia. Menurut data yang
dilakukan di beberapa pusat endoskopi di Indonesia terdapat sekitar 7000
kasus maag dengan 86,4 persen dari jumlah tersebut merupakan dispepsia
fungsional. Dispepsia fungsional merupakan kondisi sakit maag yang tidak
diketahui penyebabnya.
Apa gejalanya?
Selain nyeri pada perut bagian atas (area antara pusar dan bawah tulang dada), gejala sakit maag bisa berupa:
- Rasa panas pada perut bagian atas
- Cepat merasa kenyang ketika makan dan rasa kenyang berkepanjangan setelah makan
- Mual
- Kembung pada perut bagian atas
- Refluks (kembalinya makanan atau cairan dari lambung ke kerongkongan)
- Sering bersenÂdawa
- Muntah
- Nyeri ulu hati atau rasa panas dan nyeri di tengah dada (kadang-kadang terasa sampai punggung dan leher) yang muncul ketika atau setelah makan
Sakit maag yang disertai dengan gejala rasa panas di dalam dada
akibat naiknya asam lambung ke kerongkongan, adalah kasus sakit maag
yang seringkali terjadi.
Bagi penderita sakit maag, gejala biasanya akan menjadi lebih buruk
jika dirinya juga mengalami stres. Selain stres, masuknya udara lewat
mulut ketika mengonsumsi makanan juga bisa menyebabkan perut semakin
kembung dan frekuensi sendawa meningkat.
Bagaimana cara pengobatannya?
Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk meredakan sakit maag, di antaranya:
- Mengurangi atau menghentikan konsumsi zat kafein atau alkohol apabila sakit maag disebabkan oleh kedua zat tersebut.
- Menghindari makanan-makanan yang bisa memicu sakit maag atau membagi porsi makan ke dalam jadwal makan yang baru (misalnya sebelumnya Anda makan tiga kali sehari, namun masing-masing dalam porsi besar, Anda bisa mengubahnya menjadi empat atau lima kali sehari dengan porsi masing-masing yang lebih sedikit).
- Tidak membiarkan diri dikuasai oleh rasa cemas dan mengendalikan stres. Apabila Anda tidak mampu melakukannya, minta bantuan psikiater. Teknik relaksasi atau terapi perilaku kognitif merupakan contoh pengobatan yang mungkin disarankan.
- Menghentikan konsumsi ibuprofen atau aspirin jika sakit maag disebabkan oleh obat-obat tersebut. Selanjutnya, konsultasikan kepada dokter untuk menentukan obat pengganti.
Obat-obatan
Pada kasus sakit maag persisten, penggunaan obat-obatan adalah
pilihan utama untuk mengatasi kondisi ini. Beberapa contoh obat yang
biasanya diresepkan dokter adalah:
- Antasida. Obat ini mampu menetralkan asam lambung berlebih agar tidak mengiritasi dinding saluran pencernaan. Antasida dapat dibeli tanpa resep untuk mengatasi gejala sakit maag yang masih tergolong ringan atau menengah.
- Obat antagonis reseptor H2 (H2RA). Obat ini mampu mengurangi jumlah asam lambung.
- Obat penghambat pompa proton (PPI). Sama seperti H2RA, obat-obatan PPI bertujuan mengurangi kadar asam lambung. Selain itu, obat ini juga bisa diresepkan untuk penderita sakit maag yang mengalami gejala panas dan nyeri di tengah dada.
- Alginat. Obat ini biasanya diresepkan pada kasus sakit maag yang disebabkan oleh refluks asam lambung.
- Antibiotik. Obat ini akan diresepkan dokter jika sakit maag yang terdeteksi disebabkan oleh bakteri Helicobacter pylori.
- Prokinetik. Obat ini mampu meredakan gejala sakit maag dengan cara mempercepat pencernaan makanan.
- Obat antidepresan. Obat ini bisa saja diresepkan dokter guna mengurangi gejala nyeri saat sakit maag.
Komentar
Posting Komentar